To solve the problem of determining Ann's age, we can set up an equation based on the information provided. Let's denote Betty's age as B and Ann's age as A. From the question, we know that Ann is 2 years older than Betty, so we have A = B + 2. Last year, Ann was twice as old as Betty, which gives us the equation A - 1 = 2(B - 1). Substituting the first equation into the second, we get (B + 2) - 1 = 2(B - 1), simplifying to B + 1 = 2B - 2. Solving for B, we find B = 3. Now, using the equation A = B + 2, we find that Ann's age A is 3 + 2, which equals 5 years old.
Anne is currently 5 years old. She is 2 years older than Betty, who is 3 years old. Last year, Anne was twice as old as Betty.
;
Jawaban:Benar sekali. Salah satu karakter kunci yang melekat pada budaya adalah bahwa ia merupakan sistem yang terintegrasi. Ini berarti jika ada perubahan pada satu elemen budaya, sangat mungkin akan memengaruhi dan menyebabkan perubahan pada elemen budaya lainnya.Penjelasan:Mengapa Budaya Adalah Sistem yang Terintegrasi?Budaya tidaklah terdiri dari bagian-bagian yang terpisah dan berdiri sendiri. Sebaliknya, setiap aspek budaya—mulai dari nilai-nilai, norma, kepercayaan, bahasa, teknologi, seni, hingga struktur sosial—saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Ibarat jaring laba-laba, ketika satu benang disentuh, getarannya akan terasa di seluruh jaring.Berikut adalah beberapa alasan dan implikasi mengapa budaya bekerja sebagai sistem terintegrasi: * Saling Ketergantungan (Interdependence): Elemen-elemen budaya tidak dapat dipahami sepenuhnya secara terpisah. Makna dan fungsinya sering kali bergantung pada hubungannya dengan elemen lain. Misalnya, sistem ekonomi (elemen budaya) akan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh nilai-nilai kerja, etos, dan bahkan struktur keluarga dalam masyarakat tersebut. * Keseimbangan Dinamis: Masyarakat berusaha mencapai semacam keseimbangan atau harmoni antar elemen budayanya. Ketika satu elemen berubah, keseimbangan ini terganggu, memicu penyesuaian di bagian lain untuk kembali mencapai kondisi yang stabil, meskipun mungkin dalam bentuk yang baru. * Efek Domino (Ripple Effect): Perubahan pada satu aspek bisa memicu serangkaian perubahan berantai. Contoh klasik adalah masuknya teknologi baru. Penemuan internet (perubahan teknologi) tidak hanya mengubah cara kita bekerja, tetapi juga memengaruhi komunikasi, pendidikan, hiburan, nilai-nilai privasi, bahkan struktur sosial dalam keluarga dan masyarakat. * Kesulitan Mengisolasi Perubahan: Dalam upaya pembangunan atau modernisasi, seringkali ada keinginan untuk mengubah satu aspek budaya tanpa menyentuh yang lain. Namun, karena sifat terintegrasinya, hal ini sangat sulit dilakukan dan seringkali menimbulkan konsekuensi tak terduga pada elemen budaya lainnya.Contoh Perubahan dalam Sistem Budaya yang Terintegrasi: * Perubahan Teknologi: * Masuknya smartphone dan media sosial: Memengaruhi cara berkomunikasi (meningkatnya komunikasi digital, berkurangnya interaksi tatap muka), norma sosial (munculnya etiket online, isu cyberbullying), ekonomi (munculnya e-commerce, gig economy), pendidikan (pembelajaran daring), dan bahkan nilai-nilai pribadi (konsep privasi, validasi diri melalui media sosial). * Perubahan Ekonomi: * Pergeseran dari agraris ke industri: Memengaruhi struktur keluarga (dari keluarga besar ke inti), nilai-nilai kerja (lebih terorientasi pada jam kerja dan efisiensi), pola migrasi (urbanisasi), dan sistem pendidikan (kebutuhan akan keterampilan industri). * Perubahan Nilai atau Kepercayaan: * Peningkatan kesadaran lingkungan: Mendorong perubahan pada perilaku konsumsi (gaya hidup minimalis, daur ulang), kebijakan pemerintah (regulasi lingkungan), teknologi (energi terbarukan), dan bahkan desain produk.Memahami bahwa budaya adalah sistem terintegrasi sangat penting dalam analisis sosial, perencanaan pembangunan, atau interaksi antarbudaya. Mengabaikan sifat ini dapat menyebabkan kegagalan dalam perubahan yang diinginkan atau menimbulkan masalah yang tidak diantisipasi.