The distance traveled during his run is 6 meters more than his displacement. Displacement only depends on the end points. The route taken is irrelevant to displacement.
The question involves understanding the difference between distance traveled and displacement. When a softball player leaves the batter's box, runs past first base by 3.0 meters, and then returns to first base, the total distance they travel is the sum of the distance to first base, beyond it, and back.
Assuming the distance from the batter's box to first base is also 27 meters (typical for softball/baseball), the player runs 27 meters to first base, 3 meters past it, and then 3 meters back to first base, totaling 33 meters traveled. However, the displacement is the vector from where the player started to where they ended, which is exactly 27 meters, the direct distance from the batter's box to first base.
In this context, the magnitude of the player's total displacement from the batter's box (27 meters) is 6 meters smaller than the total distance traveled (33 meters). This illustrates the key concept that while distance measures the total path length traveled without direction, displacement measures the change in position and direction from the starting point to the endpoint, thus can sometimes be less than the actual distance traveled.
The softball player travels a total distance of 7.0 meters while their displacement is 0 meters because they return to the starting point. This means the magnitude of the distance is significantly larger than the displacement. Thus, the player's total distance traveled is larger than their displacement.
;
Jawaban:Ibu Santi sedang melakukan kegiatan mengajar di kelas 1 SD dengan fokus pada kemampuan memahami cerita dan menulis nama.Penjelasan:Dari narasi yang diberikan, Ibu Santi sedang melakukan kegiatan mengajar di kelas 1 SD dengan fokus pada kemampuan memahami cerita dan menulis nama.Berikut adalah analisis dan pengamatan yang bisa diambil dari skenario tersebut:Analisis Kegiatan Belajar Mengajar1. Tujuan PembelajaranIbu Santi ingin memastikan siswa-siswi: * Memahami isi cerita yang dibacakan, khususnya detail tokoh. * Mampu menuliskan nama tokoh tersebut. * Mengenali dan menuliskan huruf-huruf yang membentuk kata "Ranti".2. Metode Pembelajaran * Membaca Nyaring (Read Aloud): Ibu Santi membacakan cerita, yang merupakan metode efektif untuk memperkenalkan kosa kata baru, melatih daya dengar, dan membangun minat baca pada anak usia dini. * Tanya Jawab: Setelah membaca, Ibu Santi mengajukan pertanyaan untuk menguji pemahaman siswa. Ini juga mendorong interaksi aktif. * Penugasan Menulis: Siswa diminta untuk menuliskan jawaban di buku, yang melatih kemampuan motorik halus dan pengenalan huruf. * Observasi Langsung: Ibu Santi berkeliling mengamati anak-anak menulis, memungkinkan beliau untuk memberikan bimbingan individual dan mengidentifikasi kesulitan siswa.3. Aspek yang Diamati Ibu SantiSaat berkeliling, Ibu Santi kemungkinan mengamati hal-hal berikut: * Kemampuan Menulis Huruf: Apakah siswa dapat membentuk huruf 'R', 'a', 'n', 't', 'i' dengan benar? * Urutan Huruf: Apakah siswa menuliskan huruf dalam urutan yang tepat untuk membentuk kata "Ranti"? * Kesulitan yang Dialami Siswa: Apakah ada siswa yang kesulitan memulai, mengingat huruf, atau membentuk tulisan? * Kebiasaan Menulis: Bagaimana cara siswa memegang pensil, postur tubuh, dan kerapian tulisan. * Keaktifan dan Konsentrasi: Siapa saja siswa yang antusias atau sebaliknya, yang tampak kesulitan dan butuh bantuan.KesimpulanKegiatan yang dilakukan Ibu Santi adalah contoh pembelajaran yang baik untuk siswa kelas 1 SD, karena menggabungkan literasi lisan (mendengarkan cerita), pemahaman (menjawab pertanyaan), dan literasi tulisan (menuliskan jawaban). Pendekatan ini holistik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak di usia tersebut. Observasi langsung yang dilakukan Ibu Santi sangat penting untuk asesmen formatif, yaitu menilai kemajuan belajar siswa secara langsung dan memberikan umpan balik yang relevan.