VincenTragosta - Tanya, Jawab, dan Belajar Tanpa Batas Logo

In PPKn / Sekolah Menengah Atas | 2025-07-10

2. Pengembangan teknologi dalam bidang kedokteran yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip fiqih kesehatan bertujuan untuk menghormati keyakinan pasien, sehingga mencerminkan nilai: A. Persatuan B. Keadilan C. Kemanusiaan D. Ketuhanan E. Demokrasi 3. Pemerintah membangun puskesmas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) untuk memastikan semua warga mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, mencerminkan penerapan Pancasila khususnya pada sila: A. Pertama B. Kedua C. Ketiga D. K

Asked by labiqotul961

Answer (3)

First of all, you didn't tell us WHO measured the "10 years".
If it was the people on Earth, then 10 years passed according to them.
If it was 10 years on the space traveler's clock, then the clock in the OTHER place, like on Earth, is subject to the relativistic 'time dilation'.
If the clocks are moving relative to each other, then the time interval measured on either clock is equal to the interval measured on the other clock, divided by
√(1 - v²/c²) .
You said that v/c = 0.85 .
v²/c² = (0.85)² = 0.7225
1 - v²/c² = 1 - 0.7225 = 0.2775
√(1 - v²/c²) = √0.2775 = 0.5268
If one clock counts up 10 years, then the other one counts up
(10years) / 0.5268 = ***18.983 years ***
I believe that's the way to do this, and I'll gladly take your points, but let me recommend that you get a second opinion before you actually take off on your 10-year interstellar mission.

Answered by AL2006 | 2024-06-10

The Earth observer measures approximately 18.98 years passed while the space traveler experiences 10 years due to time dilation at a speed of 0.85 times the speed of light.
;

Answered by AL2006 | 2025-06-13

Pengembangan teknologi kedokteran yang selaras dengan prinsip-prinsip fiqih kesehatan bertujuan untuk menjamin bahwa setiap tindakan medis tetap berada dalam koridor hukum Islam, baik dari segi etika, kehalalan, maupun kemaslahatan (kebaikan) bagi pasien.Tujuan utamanya meliputi: 1. Menjaga nilai-nilai syariat dalam pelayanan kesehatan, seperti memastikan kehalalan obat atau tindakan medis (misalnya transplantasi organ, inseminasi buatan, dan penggunaan bahan biologis). 2. Mencegah tindakan medis yang melanggar hukum Islam, seperti praktik aborsi tanpa alasan syar’i, eutanasia, atau penggunaan bahan haram dalam pengobatan. 3. Memberikan ketenangan batin kepada pasien Muslim, agar pengobatan yang dijalani tidak hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi juga selaras dengan keyakinan agamanya.⸻Kesimpulan:Integrasi antara teknologi kedokteran dan prinsip fiqih kesehatan bertujuan untuk mewujudkan pelayanan medis yang profesional, modern, dan tetap sesuai ajaran Islam, sehingga tidak hanya menyelamatkan tubuh, tapi juga menjaga nilai spiritual dan moral pasien.

Answered by rapipap27 | 2025-07-11