To solve this, sketch a diagram (I attached one). You will see it the wall and ladder and ground form a right triangle. Use the Pythagorean Theorem to find the base.
a 2 + b 2 = c 2
a 2 + 4 2 = 5 2 a 2 + 16 = 25 a 2 = 9 a 2 = 9 a = 3
The bottom of the ladder must be 3 feet from the base of the wall.
To find out how far the bottom of a 5 ft ladder must be from the base of a 4 ft wall, we use the Pythagorean Theorem. The distance from the base of the wall is calculated as 3 feet. This forms a right triangle with the wall and ladder.
;
Pelanggan yang akan memasang sistem CCTV umumnya memiliki kebutuhan teknis, operasional, dan kepatuhan hukum yang harus dipenuhi agar sistem berjalan efektif dan aman. Berikut ringkasan utama berdasarkan hasil pencarian:1. Survei Lokasi & PerencanaanMelakukan survei lokasi untuk menentukan area pengawasan seperti pintu masuk, titik buta, parkir, dan zona lalu lintas tinggi. Mendefinisikan secara jelas tugas sistem: apakah untuk deteksi, pengenalan wajah, identifikasi objek, dan sebagainya. Juga mencakup durasi operasi, kualitas gambar yang diharapkan, hingga kemungkinan ekspansi di masa depan. 2. Pemilihan Kamera & PerangkatPilih jenis kamera yang sesuai: dome, bullet, atau PTZ, sesuai kebutuhan pengawasan indoor/outdoor dan fitur seperti night vision, resolusi tinggi, IP rating tahan cuaca. Pertimbangkan resolusi setidaknya 1080p atau 4K, terutama jika dibutuhkan detail wajah atau plat nomor. Tentukan sistem rekaman: NVR/DVR lokal, cloud, atau sistem hybrid sesuai kebutuhan retensi data, keamanan, dan akses remote. 3. Penempatan & PencahayaanKamera sebaiknya terpasang di ketinggian yang tepat (sekitar 2,5-3 m untuk indoor, 3-4 m outdoor) agar sulit dirusak namun tetap bisa maintenance. Posisi kamera harus menghindari sorotan matahari langsung atau backlight, serta mendapatkan sudut optimal supaya tidak ada titik buta. Gunakan kamera dengan IR, WDR/HDR untuk kondisi low-light, atau pertimbangkan lampu pendukung seperti motion-activated lighting. 4. Infrastruktur & KonektivitasPastikan saluran daya stabil, termasuk penggunaan PoE (Power over Ethernet) untuk kombinasi daya dan data dalam satu kabel. Untuk kamera IP, perlu koneksi jaringan yang handal dan cukup bandwidth. Pisahkan jaringan CCTV dari jaringan umum bila perlu. Kabel dan konektor harus terlindung, ditanam dalam saluran jika perlu, serta diberi label dan dirapikan agar sulit di-tamper. 5. Penyimpanan & Penanganan DataTentukan retensi data: berapa lama rekaman disimpan, prosedur ekspor, serta siapa yang boleh mengaksesnya. Terapkan backup secara rutin dan pertimbangkan sistem RAID atau cloud-as backup untuk keamanan data. 6. Kepatuhan Hukum & Kebijakan PrivasiPahami regulasi lokal mengenai pengawasan dan privasi. Di banyak daerah, wajib memasang pemberitahuan visual (signage) bahwa area sedang diawasi. Perbarui kebijakan privasi internal dan CCTV policy, termasuk alasan penggunaan, pihak yang bertanggung jawab, keamanan data, dan durasi retensi. 7. Pengujian & PemeliharaanSetelah instalasi, lakukan testing terhadap setiap kamera: kualitas gambar, sudut cakupan, fungsi deteksi gerak, sistem rekaman, serta akses remote. Jadwalkan maintenance rutin: bersihkan lensa, periksa koneksi, update firmware/software untuk menjaga performa. 8. Integrasi SistemPelanggan bisa menginginkan integrasi CCTV dengan sistem keamanan lain seperti alarm, akses kontrol, sensor gerak, atau platform analitik AI. Pastikan sistem mendukung standar seperti ONVIF. Dengan memenuhi aspek-aspek di atas, instalasi CCTV akan lebih efektif, aman, dan sesuai harapan pelanggan, baik dari segi teknis maupun regulasi hukum.