[(10/.5)-50]/5 i think...
5 ;
To summarize, the calculation involves dividing 10 in half to get 5 and dividing 50 into fifths to get 10. Subtracting those results gives us 5. Hence, the expression is 5 50 − 2 10 = 5 .
;
Menerapkan Praktik Pedagogis Pembelajaran Mendalam untuk Meningkatkan Berpikir Reflektif Siswa 1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran MendalamPembelajaran mendalam menekankan tiga prinsip utama:- **Mindful (Berkesadaran):** Siswa sadar akan proses dan strategi belajarnya sendiri.- **Meaningful (Bermakna):** Pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata agar siswa memahami makna dan relevansi materi.- **Joyful (Menggembirakan):** Iklim belajar dibuat menyenangkan sehingga motivasi dan keterlibatan siswa meningkat.2. Kerangka Praktik Pedagogis dalam Pembelajaran MendalamTerdapat empat kerangka utama yang perlu diterapkan guru:- **Praktik Pedagogis:** Strategi mengajar difokuskan pada pengalaman belajar autentik, praktik nyata, pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan kolaborasi.- **Lingkungan Pembelajaran:** Integrasi ruang fisik, virtual, dan budaya belajar yang mendukung kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide.- **Pemanfaatan Teknologi Digital:** Menyediakan akses pada sumber belajar yang variatif dan interaktif.- **Kemitraan Pembelajaran:** Melibatkan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan komunitas.3. Strategi Praktis Guru untuk Meningkatkan Berpikir ReflektifBeberapa pendekatan pedagogis yang dapat diterapkan untuk mendorong kemampuan reflektif siswa di antaranya:- **Diskusi Berbasis Pertanyaan Refleksi:** Guru mendorong siswa untuk mempertanyakan dan menganalisis gagasan atau solusi yang muncul dalam proses belajar. Siswa diajak merefleksikan pemikiran, proses pencarian solusi, dan memahami alasan di balik suatu jawaban.- **Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning):** Siswa diajak menghadapi permasalahan nyata yang relevan, berkolaborasi mencari solusi, kemudian merefleksi hasil dan proses yang dilakukan.- **Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS):** Siswa berpasangan, saling mendengar dan mengomentari cara berpikir temannya ketika menyelesaikan masalah, sehingga proses refleksi terjadi secara alami dan mendalam.- **Soal Open-Ended:** Memberikan pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban melatih siswa mengembangkan alternatif solusi dan merefleksi pilihan jawabannya sendiri.- **Rotated Head Together (RHT):** Model di mana siswa mengganti kelompok diskusi secara berkala, membiasakan mereka mendengar dan merefleksikan beragam sudut pandang teman lain.- **Pemanfaatan Jurnal Refleksi:** Siswa menulis jurnal harian/mingguan untuk mencatat pemahaman, kesulitan, strategi yang dipakai, dan rencana perbaikan ke depan.4. Peran Guru dalam Praktik Pedagogis Reflektif- **Merancang Kegiatan Refleksi:** Guru membuat sesi refleksi terstruktur dalam setiap tahapan pembelajaran, baik secara tertulis maupun lisan.- **Memberikan Umpan Balik Konstruktif:** Umpan balik tidak sebatas benar-salah, melainkan mendalam pada proses, alasan, dan kemungkinan pengembangan diri siswa ke depan.- **Mendukung Autonomi Belajar:** Memberikan ruang bagi siswa untuk memilih strategi dan metode belajarnya, lalu membimbing merefleksi efektifitas pilihannya tersebut.- **Membangun Budaya Kelas Reflektif:** Menjadikan refleksi sebagai kebiasaan di kelas, seperti refleksi penutup setiap pertemuan atau peer feedback. 5. Contoh Praktik di Kelas| Strategi | Deskripsi ||---------------------------|--------------------------------------------------------------|| Diskusi reflektif | Siswa mendiskusikan “Apa yang sudah dipelajari? Apa yang berubah dari pemahaman hari ini?” || Proyek kolaboratif | Siswa bekerja kelompok mengerjakan proyek nyata, lalu presentasi dan refleksi kelompok || Jurnal refleksi | Siswa menuliskan pengalaman belajarnya setiap pekan || Soal open-ended | Guru mengajukan pertanyaan terbuka untuk dianalisis dan direfleksi jawaban serta proses berpikir siswa || TAPPS/RHT | Siswa saling bertukar peran atau kelompok dalam sesi pemecahan masalah untuk merefleksikan pendekatan berbeda |Dengan menerapkan praktik pedagogis ini secara konsisten, guru dapat membangun lingkungan pembelajaran mendalam yang tidak hanya mendorong pemahaman konseptual, tetapi juga keterampilan berpikir reflektif, kritis, kreatif, dan mandiri pada siswa.