VincenTragosta - Tanya, Jawab, dan Belajar Tanpa Batas Logo

In Bahasa lain / Sekolah Menengah Atas | 2025-08-04

linterasi kembali ke sekolah​

Asked by fahrgays5

Answer (1)

Literasi "Kembali ke Sekolah" di era sekarang memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah konsep literasi multidimensional yang mencakup kemampuan siswa untuk memahami, mengevaluasi, dan berkreasi menggunakan berbagai bentuk informasi—baik teks, data, maupun digital—agar berhasil dalam proses pembelajaran dan kehidupan.PembahasanLiterasi DasarLiterasi Dasar tetap menjadi fondasi yang paling fundamental saat siswa kembali ke sekolah. Ini mencakup kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) serta numerasi. Membaca berarti mampu memahami isi teks, baik yang tersurat maupun tersirat. Menulis berarti mampu mengutarakan gagasan secara runtut dan jelas. Sementara numerasi adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan angka serta data dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa penguasaan literasi dasar yang kuat, siswa akan kesulitan untuk menyerap materi pelajaran lain, karena buku, instruksi, dan soal ujian semuanya menuntut kemampuan ini.Literasi DigitalLiterasi Digital adalah pilar utama literasi di zaman modern. Saat kembali ke sekolah, siswa tidak bisa lepas dari teknologi. Literasi ini bukan sekadar mampu mengoperasikan gawai, melainkan mencakup beberapa aspek penting: (1) Kemampuan mencari informasi secara efektif menggunakan mesin pencari; (2) Kemampuan mengevaluasi informasi, yaitu membedakan antara sumber yang kredibel dengan berita bohong (hoax); (3) Kemampuan berkreasi, yaitu menggunakan perangkat lunak untuk membuat presentasi, dokumen, atau desain sederhana; serta (4) Etika digital, yaitu memahami cara berinteraksi secara aman dan bertanggung jawab di dunia maya.Literasi KritisLiterasi Kritis adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat penting diasah saat kembali ke sekolah. Ini adalah kemampuan untuk tidak hanya "membaca teks", tetapi juga "membaca dunia" di balik teks tersebut. Siswa yang kritis akan selalu bertanya: "Siapa penulis teks ini?", "Apa tujuannya?", "Sudut pandang siapa yang tidak terwakili?", dan "Apakah ada bias atau kepentingan tersembunyi?". Dengan literasi kritis, siswa didorong untuk menjadi pemikir yang independen, tidak mudah menerima informasi begitu saja, dan mampu membentuk argumen yang kuat berdasarkan analisis yang mendalam.Literasi FinansialLiterasi Finansial merupakan keterampilan hidup praktis yang perlu ditanamkan sejak dini, termasuk saat kembali ke sekolah. Ini adalah pemahaman dasar tentang konsep uang dan pengelolaannya. Bagi seorang pelajar, ini bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti belajar mengelola uang saku, membuat anggaran prioritas antara kebutuhan dan keinginan, serta memahami pentingnya menabung untuk tujuan di masa depan. Mengintegrasikan literasi ini dalam konteks sekolah akan membekali siswa dengan kesadaran dan tanggung jawab finansial yang akan sangat berguna saat mereka dewasa.Literasi Sosial-EmosionalLiterasi Sosial-Emosional adalah kemampuan untuk "membaca" dan memahami dunia perasaan, baik diri sendiri maupun orang lain. Saat kembali ke sekolah dan berinteraksi dengan teman serta guru, literasi ini sangat krusial. Ini mencakup kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri, kemampuan untuk berempati atau memahami perasaan dan sudut pandang orang lain, serta kemampuan untuk membangun hubungan yang positif. Siswa dengan literasi sosial-emosional yang baik akan lebih mudah bekerja dalam kelompok, menyelesaikan konflik secara damai, dan menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan inklusif.

Answered by tegaru89 | 2025-08-04