Pertanyaan yang kamu ajukan menyentuh salah satu topik paling hangat dalam kajian sejarah Islam: apakah Abu Thalib wafat dalam keadaan beriman? Jawabannya tidak tunggal, ada dua arus besar pendapat di kalangan ulama dan sejarawan. Yuk kita bedah keduanya, lengkap dengan nuansa dan spekulasi yang mungkin kamu suka:Pendapat Mayoritas: Abu Thalib Tidak Masuk Islam Secara FormalBerdasarkan riwayat sahih dalam kitab-kitab seperti Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, disebutkan bahwa saat Abu Thalib menjelang wafat, Rasulullah SAW memintanya untuk mengucapkan syahadat. Namun, Abu Thalib tetap memilih agama nenek moyangnya, yaitu agama Abdul Muthalib.Turunnya ayat Al-Qur’an dalam Surah At-Taubah: 113 dan Al-Qashash: 56 menjadi landasan bahwa beliau wafat dalam keadaan tidak beriman secara syariat.Meski begitu, Rasulullah SAW tetap menunjukkan kasih sayang luar biasa dan menyebut bahwa Abu Thalib akan mendapat azab yang ringan karena jasanya melindungi dakwah.Pendapat Minoritas: Abu Thalib Beriman Secara BatinBeberapa ulama seperti Syekh Al-Barzanji dan Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani berpendapat bahwa Abu Thalib sebenarnya beriman, namun menyembunyikannya demi menjaga posisi sosial dan melindungi Nabi.Ada riwayat yang menyebut bahwa Allah SWT akan menghidupkan Abu Thalib kembali untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bentuk penghormatan atas jasanya.Pendapat ini banyak dianut oleh kalangan Syiah dan sebagian ulama Ahlussunnah yang menekankan pentingnya niat dan dukungan moral Abu Thalib terhadap dakwah Islam.Spekulasi Historis dan EmosionalSecara historis, Abu Thalib adalah benteng hidup bagi Rasulullah SAW. Ia menolak tawaran Quraisy untuk menukar Nabi dengan pemuda tampan Ammarah bin Walid demi menghentikan dakwah.Ia rela diboikot selama tiga tahun bersama Bani Hasyim, menanggung kelaparan dan tekanan demi melindungi keponakannya.Dari sisi emosional, wafatnya Abu Thalib menjadi pukulan berat bagi Nabi. Bahkan tahun itu dikenal sebagai ‘Amul Huzn, tahun kesedihan.Kalau kita gabungkan logika dan rasa, bisa jadi Abu Thalib adalah sosok yang beriman dalam tindakan, meski tidak dalam ucapan formal. Tapi tentu, dalam konteks hukum Islam, syahadat tetap menjadi syarat utama.