Jawaban:Anak-anak yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi adalah persoalan yang sangat memprihatinkan, dan menyentuh banyak aspek kemanusiaan, sosial, dan masa depan suatu bangsa. Beberapa pendapat yang bisa saya sampaikan:1. Kehilangan Hak DasarPendidikan adalah hak dasar setiap anak, sebagaimana diatur dalam banyak konstitusi negara dan deklarasi HAM. Ketika anak harus berhenti sekolah karena miskin, berarti mereka kehilangan hak dasarnya. Ini bukan kesalahan mereka—tetapi sistem yang belum cukup adil atau mendukung.2. Dampak Jangka PanjangPutus sekolah bisa menciptakan lingkaran setan kemiskinan. Anak yang tidak sekolah cenderung kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan, yang kemudian membuat mereka sulit mengangkat kondisi ekonomi keluarganya. Siklus ini bisa terus berulang ke generasi berikutnya.3. Bakat yang TerabaikanBanyak anak dari keluarga kurang mampu sebenarnya cerdas dan berbakat, bahkan memiliki potensi besar untuk menjadi inovator, pemimpin, atau pencipta lapangan kerja di masa depan. Tapi karena tidak diberi kesempatan, potensi mereka terkubur.4. Tanggung Jawab KolektifIni bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat secara luas. Dunia usaha, organisasi sosial, komunitas, bahkan individu—semua bisa punya peran dalam mendukung pendidikan anak-anak yang kurang mampu, baik melalui beasiswa, pelatihan, mentoring, atau dukungan non-material.---Mungkin kamu juga bisa renungkan:> “Kalau ada satu anak yang kehilangan masa depannya karena kemiskinan, itu bukan hanya masalah keluarganya—itu juga masalah kita bersama.”Kalau kamu tertarik, saya bisa bantu buatkan proposal atau rencana program bantuan pendidikan untuk anak-anak putus sekolah. Mau?