Penjelasan:Keadaan Indonesia sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bisa dibedakan dengan cukup jelas, karena situasi politik, sosial, dan ekonomi mengalami perubahan besar.1. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan (sebelum 17 Agustus 1945)Kondisi Politik: Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang (1942–1945) setelah sebelumnya dijajah Belanda selama ±350 tahun. Pemerintahan diatur oleh militer Jepang, rakyat tidak memiliki kebebasan politik, dan semua kebijakan diarahkan untuk kepentingan perang Jepang.Kondisi Sosial: Kehidupan rakyat sangat sulit. Jepang melakukan mobilisasi kerja paksa (romusha), mengendalikan media, melarang organisasi politik yang tidak sejalan, dan memanfaatkan tokoh nasional untuk kepentingan propaganda.Kondisi Ekonomi: Perekonomian lumpuh akibat perang. Hasil bumi, bahan makanan, dan barang kebutuhan diarahkan untuk pasukan Jepang. Inflasi tinggi, bahan pangan langka, dan rakyat banyak yang kelaparan.Situasi Internasional: Perang Dunia II masih berlangsung. Kekalahan Jepang mulai terlihat sejak 1944, dan puncaknya Jepang menyerah pada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.2. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan (setelah 17 Agustus 1945)Kondisi Politik: Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri. Soekarno-Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama, serta terbentuknya kabinet dan lembaga negara. Namun, Belanda berusaha kembali menjajah dengan membonceng Sekutu, memicu pertempuran (misalnya Pertempuran Surabaya 10 November 1945).Kondisi Sosial: Semangat persatuan dan nasionalisme rakyat sangat tinggi. Pemuda dan rakyat bersatu mempertahankan kemerdekaan meski senjata terbatas. Namun, keamanan belum stabil karena banyak terjadi bentrokan bersenjata.Kondisi Ekonomi: Masih sangat sulit karena infrastruktur rusak akibat perang, mata uang kacau, dan blokade ekonomi oleh Belanda. Pemerintah Indonesia berusaha mengatur ekonomi dengan mencetak uang Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 1946.Situasi Internasional: Indonesia mulai berjuang mendapatkan pengakuan kemerdekaan di mata dunia melalui diplomasi dan perjanjian, sambil menghadapi agresi militer Belanda (1947 dan 1948).