VincenTragosta - Tanya, Jawab, dan Belajar Tanpa Batas Logo

In PPKn / Sekolah Menengah Pertama | 2025-08-13

Contoh dialog 5 orang anak tentang keberagaman dlm pancasila

Asked by carrina4615

Answer (1)

Judul Dialog: Pelangi di Bawah Naungan GarudaTokoh:Bagus: Anak dari Solo, Jawa Tengah (sebagai moderator).Maria: Anak dari Flores, NTT (beragama Katolik).Made: Anak dari Bali (beragama Hindu).Putri: Anak dari Padang, Sumatra Barat (bersuku Minang).David: Anak Tionghoa-Indonesia dari Jakarta.Latar: Di taman sekolah saat jam istirahat, mereka sedang berdiskusi untuk tugas PPKn.(Dialog Dimulai)Bagus: "Teman-teman, jadi untuk tugas PPKn kita tentang 'Bagaimana Pancasila Menyatukan Keberagaman', aku masih sedikit bingung. Indonesia kan beragam sekali, bagaimana Pancasila bisa jadi 'lem'-nya ya?"Maria: "Aku punya contoh bagus, Gus! Coba lihat aku. Aku dari Flores dan seorang Katolik. Aku merayakan Natal, sementara sebagian besar dari kalian merayakan Idulfitri. Tapi apakah kita pernah bermusuhan karena itu? Tidak, kan? Justru kita saling menghormati. Itu kan pengamalan Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjamin kita untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing."Putri: (Mengangguk setuju) "Benar sekali, Mar! Aku juga merasakannya. Aku dari Padang, makananku terkenal pedas. Kalau Bagus kan makanannya manis-manis khas Jawa. Beda kan? Rumah adat kita beda, bahasa daerah kita beda. Tapi saat upacara bendera, kita semua menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' dengan semangat yang sama. Perbedaan itu yang bikin Indonesia jadi 'berwarna', dan kita tetap satu. Itulah esensi Sila Ketiga, Persatuan Indonesia."David: "Aku setuju, Put. Dulu, perayaan Imlek di keluargaku mungkin hanya dirayakan secara terbatas. Tapi sekarang, Imlek diakui sebagai hari libur nasional. Semua orang, tidak peduli apa sukunya, bisa ikut merasakan kemeriahannya. Ini menunjukkan bahwa kita semua diperlakukan setara sebagai warga negara, tanpa memandang latar belakang. Menurutku, itu adalah wujud dari Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab."Made: "Kalau di Bali, aku punya contoh lain. Setiap menjelang Hari Raya Nyepi, di banjar (lingkungan) tempat tinggalku, semua pemuda, kaya atau miskin, bekerja sama membuat Ogoh-ogoh. Semua ikut iuran, semua ikut kerja. Nanti hasilnya dinikmati bersama saat pawai. Gotong royong untuk kebaikan bersama seperti ini kan cerminan dari Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."Bagus: (Tersenyum) "Wah, ternyata contohnya ada di sekitar kita semua ya. Dan diskusi kita sekarang ini juga menarik. Kita berlima dari latar belakang yang sangat berbeda, tapi kita bisa duduk bersama, saling berbagi pendapat, dan mendengarkan satu sama lain untuk mencari kesimpulan. Ini seperti praktik kecil dari Sila Keempat, yaitu bermusyawarah."Maria: "Betul! Jadi, Pancasila itu bukan cuma hafalan di kelas, tapi benar-benar kita jalani setiap hari ya."Putri: "Iya, keberagaman kita ini seperti pelangi, dan Pancasila itu langit yang menaunginya agar tetap indah."(Semua mengangguk setuju dan melanjutkan diskusi untuk tugas mereka).

Answered by tegaru89 | 2025-08-13