To work late into the night. Formerly it was in the light of an oil lamp or candle.
The phrase "burning the midnight oil" means working late into the night to complete a task, often implying dedication and hard work. It originates from the use of oil lamps for light before electric lighting.
The phrase "burning the midnight oil" means working late into the night, often past midnight, to accomplish a task. The expression originates from the time when oil lamps were used for light and people had to keep them burning to continue working after dark. This often implies dedication, hard work, and sometimes a sense of urgency or necessity to complete an important assignment.
An example from literature is found in the works of W.B. Yeats, where Robertes, the poet-mage, diligently studies manuscripts, despite knowing he might not find what he's searching for. Similarly, in daily life, students often burn the midnight oil to finish assignments or prepare for exams, exemplifying the effort needed for academic or professional success.
Burning the midnight oil means working late into the night, usually to complete important tasks, and it originates from using oil lamps for light. This phrase signifies dedication and hard work, commonly seen in students studying late for exams or projects. The expression reflects the commitment to achieving success despite the challenges of fatigue and time management.
;
Jawaban:berawal dari suku Kayi yang merupakan bagian dari suku Turki besar di Asia Tengah. Pada abad ke-13, mereka bermigrasi ke Anatolia (wilayah Turki modern) untuk menghindari serangan Mongol. Pemimpin suku Kayi saat itu, Sulaiman Shah, meninggal dalam perjalanan, dan kelompoknya terpecah menjadi dua. Sebagian kembali ke Turkistan, sementara sebagian lainnya, dipimpin oleh Ertuğrul, melanjutkan perjalanan ke Anatolia. Penjelasan:yang saya ingat² aja
Jawaban:Lahirnya Bani Utsmani (atau dikenal juga sebagai Kesultanan Utsmaniyah / Dinasti Ottoman) berawal dari sebuah kabilah kecil Turki Oghuz yang bermukim di Anatolia (Asia Kecil) pada akhir abad ke-13. Berikut penjelasannya:Asal-usul:1. Pendiri:Dinasti ini didirikan oleh Utsman bin Ertughrul (1258–1326). Nama "Utsmani" berasal dari nama beliau (dalam bahasa Barat disebut Ottoman).2. Latar Belakang:Setelah runtuhnya Daulah Seljuk Rum akibat serangan Mongol, banyak kabilah Turki Oghuz mencari tempat berlindung di wilayah Anatolia.Ertughrul, ayah Utsman, memimpin kabilah Kayi dan menetap di sekitar Anatolia barat.Utsman kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya dan berhasil memperluas wilayahnya.3. Tahun Berdiri:Sekitar 1299 M, Utsman mendirikan sebuah pemerintahan Islam yang kelak berkembang menjadi Kekaisaran Utsmani.Perkembangan Awal:Awalnya hanyalah sebuah beylik kecil (kerajaan kecil) di Anatolia.Melalui kekuatan militer, strategi politik, dan dukungan Islam, Bani Utsmani berhasil memperluas wilayahnya ke arah Bizantium.Pada masa Sultan Murad I dan Sultan Mehmed II (Al-Fatih), wilayahnya makin besar, bahkan berhasil menaklukkan Konstantinopel (1453) dan menjadikannya Istanbul sebagai ibu kota.Kesimpulan:Lahirnya Bani Utsmani dimulai dari kepemimpinan Utsman bin Ertughrul pada tahun 1299 M di Anatolia, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kekhalifahan Islam terbesar dalam sejarah dunia.